Hadits :
Dari Ibnu Ibnu Umar r.a katanya: Rasulullah S.A.W memegang bahuku lalu ia bersabda:” Hendaklah engkau berada dalam dunia seolah-olah engkau orang berdagang atau orang yang sedang melalui di jalan (pengembara)”. Dan adalah Ibnu Umar r.a berkata:”Jika engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi; dan apabila engkau berada di waktu pagi, maka janganlah engkau menunggu petang. Dan gunakanlah dari sehat engkausebelum datang masa sakit dan dari hidup engkau sebelum datang masa mati.
(al-Bukhari)
Uraian
1. Dunia adalah tempat untuk manusia beramal dalam sekian waktu yang ditentukan dan bukanlah tempat untuk bermukim, bersenang-senang sepanjang hayat karena kedudukan seseorang itu di dunia ini adalah seperti pedagang atau pengembara yang akan pulang ke kampung halaman tempat asalnya itulah alam akhirat yang kekal abadi.
2. Untuk itu, tiap-tiap amal ada waktunya di mana apabila luputnya waktu sesuatu amal belum tentu waktu itu akan berulang kembali. Oleh itu orang yang mengerti nilai waktu akan menyadari bahwa waktu itu sebenarnya adalah umurnya yang jika habisnya suatu detik waktu maka berkuranglah jangka hayatnya dan berkurang pula tempo amalnya. Selepas itu kekecewaan dan penyesalan tidak berguna lagi.
3. Oleh itu seseorang yang inginkan kebahagian yang kekal abadi hendaklah memelihara waktunya daripada terbuang dengan percuma atau sebelum tiba waktu yang menghalang seperti sibuk, sakit dan sebagainya.
Dari Ibnu Ibnu Umar r.a katanya: Rasulullah S.A.W memegang bahuku lalu ia bersabda:” Hendaklah engkau berada dalam dunia seolah-olah engkau orang berdagang atau orang yang sedang melalui di jalan (pengembara)”. Dan adalah Ibnu Umar r.a berkata:”Jika engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi; dan apabila engkau berada di waktu pagi, maka janganlah engkau menunggu petang. Dan gunakanlah dari sehat engkausebelum datang masa sakit dan dari hidup engkau sebelum datang masa mati.
(al-Bukhari)
Uraian
1. Dunia adalah tempat untuk manusia beramal dalam sekian waktu yang ditentukan dan bukanlah tempat untuk bermukim, bersenang-senang sepanjang hayat karena kedudukan seseorang itu di dunia ini adalah seperti pedagang atau pengembara yang akan pulang ke kampung halaman tempat asalnya itulah alam akhirat yang kekal abadi.
2. Untuk itu, tiap-tiap amal ada waktunya di mana apabila luputnya waktu sesuatu amal belum tentu waktu itu akan berulang kembali. Oleh itu orang yang mengerti nilai waktu akan menyadari bahwa waktu itu sebenarnya adalah umurnya yang jika habisnya suatu detik waktu maka berkuranglah jangka hayatnya dan berkurang pula tempo amalnya. Selepas itu kekecewaan dan penyesalan tidak berguna lagi.
3. Oleh itu seseorang yang inginkan kebahagian yang kekal abadi hendaklah memelihara waktunya daripada terbuang dengan percuma atau sebelum tiba waktu yang menghalang seperti sibuk, sakit dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment